Monday, August 10, 2009

Mute

Keduanya diam membisu. Entah mempertahankan keadaan seperti ini atau memang tidak ingin berubah menjadi baik atau bertambah buruk. Hanya itu pilihannya.

Sepulangnya teman saya dari waktu kerjanya, ia masih sangat normal dan menyenangkan. Tidak ada yang lain. Apalagi kami akan melakukan perjalanan ke luar negri untuk pertama kalinya bersama-sama. Yah meskipun hanya Singapore yang tidak jauh dari Jakarta namun kebersamaan kami akan melunturkan “hanya Singapore” itu. Benar-benar penuh dengan excitement! Ia pun sangat meminta kami untuk membuat perjalanan ini, mmm seperti tidak terlupakan dan harus sangat menyenangkan. Dan kami sangat menyanggupi. Apalagi dengan keadaan kami yang tidak giting saja sudah sinting.

Mendekati hari-hari perjalanan kami, disitulah bermula. Entah apa tapi yang jelas merusak. Sungguh. Saya sangat senang bila dirinya senang tapi apa? Mana kehangatan kami? Mana keceriaan kami? Seperti terhisap oleh romantika mereka yang bukan hanya saja saya yang merasa gerah tapi teman-teman saya pun merasakannya. Lumrah untuk seorang yang hampir udzur tidak merasakan hangatnya kekasih. Saya pernah mengingatkannya dahulu kala dan mungkin ia lupa atau melupakannya bahwa ia hanya membutuhkan teman saat ia muram. Memang saya terutama dan teman-teman saya tidak suka pada pasangannya. Memang menurut saya pasangannya aneh. Terlalu aneh bagi saya. Maaf ya teman bila saya tidak suka. Tapi yang saya perhatikan adalah anda. Bukan pasangan anda. Jadi marilah mencoba untuk bersikap normal kepada kami. Karena andalah penengahnya. Bukan kami atau pasangan anda. Sepertinya ia bukan lagi teman saya atau (sudah saya anggap) sahabat saya. Karena seorang sahabat akan lebih peduli kepada temannya bukan kepada seorang yang dengan cepat sekali mengubah keceriaan kami.

Seandainya teman saya membaca ini mungkin kami bisa saling bertukar pikiran.

No comments:

Post a Comment

 

blogger templates | Make Money Online